Terima kasih dan Mohon Maaf

Suatu hari sekitar tiga bulan silam, penulis berjalan-jalan keliling kampung. Ketika sampai di gang sebelah utara Pesantren Tebuireng, penulis melihat seorang pengemis. Dia seorang laki-laki yang sudah tua dan cacat, tidak bisa berjalan dengan normal tapi merangkak. Saat itu dia sedang istirahat di jembatan. Tampak gurat kelelahan pada wajahnya setelah merangkak menyeberang jalan. Penulis menghampiri bapak tua tersebut. Sambil merogoh saku, kebetulan ada selembar uang sepuluh ribu, maka uang tersebut penulis berikan kepada bapak tua tersebut. Betapa gembira hatinya menerima pemberian tersebut. Setelah mengucap terima kasih kepada penulis, dia mendoakan penulis dengan doa yang cukup panjang, kurang lebih lima menit.  Penulis mengamini doa bapak tua tersebut sampai selesai. Baru kali ini ada pengemis mendoakan penulis dengan doa yang sangat panjang. Setelah itu, penulis mengucapkan terima kasih atas doanya dan mohon maaf karena ada urusan lain. Setelah mengucap salam, penulis meninggalkan bapak tua tersebut dengan hati penuh kebahagiaan. Bahagia karena bisa berbagi dan bahagia karena bisa memberi manfaat kepada sesama.

(Dikutip dari makalah Bahagia Bisa Berbagi dan Bermanfaat Bagi Sesama yang ditulis oleh Gus Fahmi Amrullah)

Comments

Popular posts from this blog

Hand Sanitizer Buatan SMA A. Wahid Hasyim

Alhamdulillah Mendapat Kemenangan

Santri Menulis Santri Juara